Jumat, 03 November 2017

tugas softskill ETIKA



Pengertian Etika dalam Bahasa Yunani ?
Etika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan") adalah sebuah sesuatu di mana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral.[butuh rujukan]Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benarsalahbaikburuk, dan tanggung jawab.
Hubungan Moral dan Etika ?
Etika merupakan filsafat Moral, sedangkan etika sendiri dapat dikatakan sebagai pemikiran yang kritis dan mendasar mengenai ajaran-ajaran moral atau etika sebagai ilmunya moralitas.
Dan Moral adalah ajaran tentang apa yang dilarang dan apa yang wajib dilakukan oleh manusia supaya bisa menjadi baik.. contohnya ; aturan & hukum agama, hukum adat, wejangan, tradidi leluhur, nasehat ortu, ajaran ideologi, dll.
Tujuan pokok dari rumusan etika yang dituangkan dalam kode etik (Code of conduct)  profesi adalah:
1.     Standar-standar etika menjelaskan dan menetapkan tanggung jawab terhadap klien, institusi, dan masyarakat pada umumnya
2.     Standar-standar etika membantu tenaga ahli profesi dalam menentukan apa yang harus mereka perbuat kalau mereka menghadapi dilema-dilema etika dalam pekerjaan
3.     Standar-standar etika membiarkan profesi menjaga reputasi atau nama dan fungsi-fungsi profesi dalam masyarakat melawan kelakuan-kelakuan yang jahat dari anggota-anggota tertentu
4.     Standar-standar etika mencerminkan / membayangkan pengharapan moral-moral dari komunitas, dengan demikian standar-standar etika menjamin bahwa para anggota profesi akan menaati kitab UU etika (kode etik) profesi dalam pelayanannya
5.     Standar-standar etika merupakan dasar untuk menjaga kelakuan dan integritas atau kejujuran dari tenaga ahli profesi
6.     Perlu diketahui bahwa kode etik profesi adalah tidak sama dengan hukum (atau undang-undang). Seorang ahli profesi yang melanggar kode etik profesi akan menerima sangsi atau denda dari induk organisasi profesinya





Jumat, 22 September 2017

Prosedur Pengelasan SMAW, Cacat Las Penyebab dan Solusinya

PROSEDUR PENGELASAN SMAW (LAS LISTRIK)
Las SMAW yang berasal dari kata Shield Metal Arc Welding adalah proses pengelasan yang menggunakan panas untuk mencairkan material dasar atau logam induk dan elektroda (kawat las). Panas tersebut ditimbulkan oleh lompatan ion listrik yang terjadi antara katoda dan anoda (ujung elektroda dan permukaan plat yang akan dilas ). Panas yang timbul dari lompatan ion listrik ini besarnya dapat mencapai 4000°C sampai 4500° C.
Pada pengelasan SMAW langkah pertama yang dilakukan yaitu pembuatan WPS ( Welding Procedure Specification), langkah kedua menyiapkan alat & bahan yang akan digunakan, langkah ketiga membuat desain sambungan pada material tersebut, langkah keempat memasang kabel elektroda pada kutub (+) dan kabel massa pada kutub (-),  langkah kelima menghidupkan mesin las, langkah keenam mengatur ampere las, langkah ketujuh memasang elektroda pada electrode holder (+) dan memasang clamp (-) massa mesin las pada salah satu bagian yang akan dilas, langkah terakhir yaitu penyalaan busur dengan cara perlahan dekatkan ujung elektroda pada bahan yang akan dilas, kemudian atur jarak dan ayunan elektroda dengan kecepatan dan posisi pengelasan yang telah ditentukan.
CACAT LAS : Penyebab dan Solusinya
1.        Spatter,  merupakan bintik – bintik kecil logam las akibat cairan eletroda yang diteteskan berupa semprotan (spray). Penyebab terjadinya spatter yaitu arc length terlalu besar dan Solusinya dengan cara memperkecil arc length dan menjaga arc length selalu tepat.

2.       Porosity, penyebab dari porosity yaitu eletroda yang digunakan terlalu basah  atau lembab, benda kerja kotor, arc length terlalu panjang. Solusinya dengan membersihkan benda kerja dari minyak, oli, cat, debu, lapisan, slag, embun, dan kotoran sebelum melakukan pengelasan.

3.    Retak (crack), merupakan putusnya benda akibat tegangan. Retakan sering terjadi pada lasan maupun bagian benda kerja yang dekat dengan lasan. Solusinya jaga jarak lasan dan atur ampere las.

4.   Undercut, cacat yang disebabkan salah satunya itu ampere pengelasan terlalu besar, solusinya yaitu ampere las jangan terlalu besar dan mengupayakan ayunan elektroda dengan teratur.



Rabu, 26 April 2017

pembuatan busi




BUSI

Gambar 1.1 Busi
          1.1     Pengertian Busi
Busi atau dalam bahasa Inggris disebut spark plug merupakan salah satu komponen didalam sistem pengapian pada mobil khususnya untuk motor bensin. Karena seperti yang kita ketahui bahwa pada mesin diesel campuran udara dan bahan bakar terbakar karena adanya panas yang disebabkan oleh langkah kompresi. Sedangkan pada mesin bensin campuran udara dan bahan bakar dibakar oleh percikan bunga api pada busi.
Fungsi busi adalah untuk membakar bahan bakar yang telah di kompres atau telah di tekan oleh piston. Busi akan memercikan listrik yang akan membakar bahan bakar. Busi dihubungkan oleh kabel ke koil pengapian oleh kabel busi.


1.2     Proses Kerja
Busi tersambung ke tegangan yang besarnya ribuan Volt yang dihasilkan oleh koil pengapian (ignition coil). Tegangan listrik dari koil pengapian menghasilkan beda tegangan antara elektrode di bagian tengah busi dengan yang di bagian samping. Arus tidak dapat mengalir karena bensin dan udara yang ada di celah merupakan isolator, namun semakin besar beda tegangan, struktur gas di antara kedua elektrode tersebut berubah. Pada saat tegangan melebihi kekuatan dielektrik daripada gas yang ada, gas-gas tersebut mengalami proses ionisasi dan yang tadinya bersifat insulator, berubah menjadi konduktor.
            Setelah ini terjadi, arus elektron dapat mengalir, dan dengan mengalirnya elektron, suhu di celah percikan busi naik drastis, sampai 60.000 K. Suhu yang sangat tinggi ini membuat gas yang terionisasi untuk memuai dengan cepat, seperti ledakan kecil.
1.3     Poses Pembuatan Busi
Bagian yang utama di buat pada bagian Busi adalah bagian keramiknya atau Isulato sebelum mengkilap seperti yang kita lihat sekarang ini bagian yang berwarna putih pada bagian busi itu. Berwarna doft terlihat seperti kapur yang dicetak sesuai konstruksi dan di open pada suhu tertentu agar menjadi keras.


Gambar 1.2 Proses Pembuatan Keramik / Isulator
Berikutnya membuat komponen pada bagian kepala / Thread yang mendukung terjadinya percikan api, namun belum di lengkapi dengan center elektroda.


Gambar 1.3 Thread yang Setengah Jadi dan Belum Ada Dratnya
lalu Thread yang setengah jadi tersebut di buat dratnya agar bisa masuk pada lubang busi pada mesin seperti gambar di bawah ini.


Gambar 1.4 Proses Pembuatan Drat Pada Thread
Sebelum di buat drat terlebih dahulu bagian atasnya di tambahkan denga komponen kecil yang di las bernama Ground elektroda  tengok gambar di bawah.

Gambar 1.5 Proses Ground Pengelasan Elektroda


Setelah semua bagian komponen-komponen tersebut telah jadi kemudian di jadikan satu sebagai keutuhan sebuah busi. Yaitu pemasangan terminal pada bagian pantat busi dan pemasang Thread pada bagian kepala  namun masih ada proses lagi.


Gambar 1.6  Proses Isulator, Thread dan Terminal Dijadikan Satu

Setelah semuanya terpasang langkah berikutnya di panaskan lagi dengan suhu tertentu untuk memberikan lapisan Hardener pada bagian terminal dan bagian Thread.


Gambar 1.7 Proses Hardener Terminal Busi dan Thread
Langkah terakhirnya adalah finising dan Quality Control mengecek celah busi sesuai dengan standar yang di tentukan oleh masing-masing manufacturing.

Gambar 1.8 Proses Quality Control




1.4     Bagian – Bagian Busi

Gambar 1.9 Bagian – Bagian Busi
1.    Terminal
Terminal berada di bagian atas busi (lihat gambar di atas), terminal berfungsi untuk menghubungkan busi dengan kabel busi.
2.    Insulator
Terbuat dari keramik atau bahan lain yang membungkus inti elektroda yang ada di dalamnya, insulator juga berfungsi sebagai isolator terhadap arus listrik yang mengalir di inti elektroda.
3.    Ribs
Ribs adalah lekak-lekuk (seperti sirip dalam blok mesin) yang berfungsi untuk menambah kemampuan insulator dari keramik. jika busi terdapat ribs maka jarak antara inti elektroda dengan ground akan semakin jauh dan hambatan inti besi dan ground semakin besar sehinggga tegangan tidak melompat dari inti busi ke ground di sekitar busi berada.
4.    Insulator Tip
Insulator tip adalah ujung dari insulator. Insulator harus tahan terhadap temperatur yang tinggi. Rata-rata insulator tahan hingga 650 derajat celcius dan harus tahan dengan tegangan hingga 60.000 volt. Panjang pendeknya insulator tip tergantung jenis busi apakah busi panas atau busi dingin.
5.    Seal
Befungsi agar hasil pembakaran di ruang bakar tidak bocor dan keluar melalui ulir busi.
6.    Metal Case
Berfungsi untuk mengunci busi ke kepala silinder (cylinder head). Metal case juga berfungsi sebagai penghantar panas yang baik agar panas dari busi dapat di pindahkan ke tempat lain.
7.    Center Electrode
Inti elektroda terhubung ke terminal kepala busi melalui konektor internal yang terbungkus oleh keramik insulator (lihat gambar). Ujung elektroda biasanya terbuat dari campuran tembaga besi, nikel, chromium dan lain lain. Yang sering di gunakan adalah dari tembaga
8.    Side Elektroda
Elektroda samping atau ground terhubung dengan body atau bagian ground kendaraan bermotor.
1.5      Biaya Operasional

Gambar 1.10 Operasional Perusahaan Manufaktur
Istilah operasional sering digunakan dalam suatu organisasi yang menghasilkan keluaran outptut, baik yang berupa barang dan jasa. Secara umum operasional diartikan sebagai suatu usaha, kegiatan atau proses mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran (output). Menurut Jopie Jusuf (2008:33) yang dimaksud dengan Biaya Operasional adalah sebagai berikut: “Biaya Operasional adalah biaya yang terus dikeluarkan oleh entitas, yang tidak berhubungan dengan produk namun berkaitan dengan aktivitas operasional perusahaan sehari – hari”.








http://otorider.net/proses-pembuatan-busi-motor-terbaik/

Rabu, 29 Maret 2017

teknik perawatan mesin industri

TEKNIK PERAWATAN MESIN INDUSTRI

1.1             Pengertian Perawatan (Maintenance)
Maintenance atau pemeliharaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan tujuan agar peralatan selalu memiliki kondisi yang sama dengan keadaan awalnya. Maintenance juga dilakukan untuk menjaga peralatan tetap berada dalam kondisi yang dapat diterima oleh penggunanya.
1.2              Tujuan Perawatan Mesin
1.      Untuk memperpanjang umur atau masa pakai dari mesin.
2.      Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi kebutuhan apa yang dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang terganggu.
3.      Untuk mencapai tingkat biaya maintenance secara efektif dan efisien keseluruhannya.
4.      Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut.

1.3            Keuntungan dari Perawatan yang baik.
1.      Berkurangnya kemungkinan terjadinya perbaikan darurat.
2.      Kesiapan dan kehandalan dapat lebih efisien.
3.      Anggaran perawatan dapat dikendalikan.






1.4             Perawatan Mesin Industri
Perawatan di suatu industri merupakan salah satu faktor yang penting dalam mendukung suatu proses produksi yang mempunyai daya saing di pasaran. Produk yang dibuat industri harus mempunyai hal-hal berikut:
1.      Kualitas baik.
2.      Harga pantas.
3.      Di produksi dan diserahkan ke konsumen dalam waktu yang cepat.
Oleh karena itu proses produksi harus didukung oleh peralatan yang siap bekerja setiap saat dan handal. Untuk mencapai hal itu maka peralatan-peralatan penunjang proses produksi ini harus selalu dilakukan perawatan yang teratur dan terencana.
Secara skematik, program perawatan di dalam suatu industri bisa dilihat pada gambar 1.






Dibentuknya bagian perawatan dalam suatu perusahaan industri dengan tujuan :
1.      Agar mesin-mesin industri, bangunan, dan peralatan lainnya selalu dalam keadaan siap pakai secara optimal.
2.      Untuk menjamin kelangsungan produksi sehingga dapat membayar kembali modal yang telah ditanamkan dan akhirnya akan mendapatkan keuntungan yang besar.
Tujuan utama perawatan:
1.      Untuk memperpanjang umur penggunaan asset.
2.      Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi dan dapat diperoleh laba yang maksimum.
3.       Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu.
4.       Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan peralatan tersebut.
   1.5     Bagan Jenis Perawatan Mesin



Bentuk-bentuk Perawatan :
1. Perawatan Preventif (Preventive Maintenance)
Adalah pekerjaan perawatan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya    kerusakan, atau cara perawatan yang direncanakan untuk pencegahan (preventif).
Ruang lingkup pekerjaan preventif termasuk: inspeksi, perbaikan kecil, pelumasan dan penyetelan, sehingga peralatan atau mesin-mesin selama beroperasi terhindar dari kerusakan.
2. Perawatan Korektif
Adalah pekerjaan perawatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi fasilitas/peralatan sehingga mencapai standar yang dapat diterima.
Dalam perbaikan dapat dilakukan peningkatan-peningkatan sedemikian rupa, seperti melakukan perubahan atau modifikasi rancangan agar peralatan menjadi lebih baik.
3. Perawatan Berjalan
Dimana pekerjaan perawatan dilakukan ketika fasilitas atau peralatan dalam keadaan bekerja. Perawatan berjalan diterapkan pada peralatan-peralatan yang harus beroperasi terus dalam melayani proses produksi.
4. Perawatan Prediktif
Perawatan prediktif ini dilakukan untuk mengetahui terjadinya perubahan atau kelainan dalam kondisi fisik maupun fungsi dari sistem peralatan. Biasanya perawatan prediktif dilakukan dengan bantuan panca indra atau alat-alat monitor yang canggih.
5. Perawatan setelah terjadi kerusakan (Breakdown Maintenance)
Pekerjaan perawatan dilakukan setelah terjadi kerusakan pada peralatan, dan untuk memperbaikinya harus disiapkan suku cadang, material, alat-alat dan tenaga kerjanya.
6. Perawatan Darurat (Emergency Maintenance)
Adalah pekerjaan perbaikan yang harus segera dilakukan karena terjadi kemacetan atau kerusakan yang tidak terduga.

1.6            Departemen Organisasi dalam Perawatan Mesin

Konsep Dasar Organisasi Departemen Perawatan
Beberapa konsep dasar organisasi perawatan adalah :
a.    Adanya pembatasan wewenang yang jelas dan layak untuk menghindari terjadinya tumpang tindih dalam kekuasaan.
b.    Hubungan vertikal antara atasan dan bawahan yang menyangkut masalah wewenang dan tanggung jawab dibuat sedekat mungkin.
c.    Menentukan jumlah optimum pekerja yang ditangani oleh seorang pengawas.
d.   Susunan personil yang tepat dalam organisasi.



Prinsip-prinsip Organisasi Departemen Perawatan
a. Perencanaan organisasi yang logis
    Bertujuan untuk mencapai tujuan produksi :
1. Ongkos perawatan untuk setiap unit produksi diusahakan serendah mungkin
2.  Meminimumkan bahan sisa atau yang tidak standar
3.  Meminimumkan kerusakan peralatan yang kritis
4. Menekan ongkos perawatan peralatan yang non-kritis serendah mungkin
5. Memisahkan fungsi administratuf dan penunjang teknik.
b. Fasilitas yang memadai:
1. Kantor : lokasi yang cocok, ruangan dan kondisi ntempat kerja yang baik.
2. Bengkel : tempat pekerjaan, lokasi bangunan, ruangan dan peralatan.
3. Sarana komunikasi : telepon, pesuruh dll.
c. Supervisi yang efektif
Diperlukan dalam mengelola pekerjaan, dimana :
1. Fungsi dan tanggung jawab jelas
2. Waktu yang cukup untuk melaksanakan pekerjaan
3. Latihan khusus untuk memenuhi kecakapan
4. Cara untuk menilai hasil kerja
d. Sistem dan kontrol yang efektif :
1. Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan
2. Kualitas hasil pekerjaan perawatan
3. Ketelitian pekerjaan perawatan (tidak terjadi over maintenance)
4. Penampilan kerja tenaga perawatan
5. Biaya perawatan.







Daftar Pustaka

http://deriz.weebly.com/uploads/1/7/8/4/1784763/metode_perawatan_mesin.docx